Thursday, August 16, 2012

Melati #1

Ada langkah langkah yang harus ku lupakan berapa jumlahnya dan dimana letaknya
Seperti angin yang melupakan daun daun maple yang digugurkannya dan bulir bulir dandelion yang diterbangkannya
Seperti awan melupakan hujan yang ditumpahkannya 
Seperti aku melupakan bunga apa yang kau berikan padaku senja itu.


Lantas,mengapa masih kau paksa ingat kelopak kelopak anggrek yang kering dan berjatuhan saat kita bawa pulang dan tanam di tepi jendela kamar?
mengapa kau tulis ulang dan pajang isi surat suratku dan kau tunjukkan ke tiap orang yang datang dan bertemu denganmu ?
bukankah salah bila kita menanam bunga di pot kecil ujung jendela tapi kita cabut akar akarnya hingga tak bisa berdiri tegak menjemput mentari ?

kita pernah terperosok di lubang penuh duri yang sama
aku meringis, kau menangis
Tapi tetap kita lanjutkan perjalanan bukan ?
Kau selalu memaki ku saat aku berhenti berjalan, lalu meringis kesakitan
tapi aku tahu itulah caramu membuktikan, bahwa rasa bisa kau ungkapkan, tanpa berkata cinta dan sayang
atau menulis sajak picis tentang kita.

cih, dunia terlau sempit untuk tahu, mengapa aku menulis dan mengapa kamu menangis.
melati bukan satu, tapi berpadu menuju padamu.








5 comments:

  1. Bagus, kurasa melati bukan seorang yang biasa sehingga kau dengan lantangnya menjadikan ia judul tulisanmu.
    dan dari sekian tulisanmu, hanya satu kalimat yang benar-benar kupahami.
    "mengapa kau tulis ulang dan pajang isi surat suratku dan kau tunjukkan ke tiap orang yang datang dan bertemu denganmu ?"

    ReplyDelete
  2. apa yang kamu pahami ?

    melati kan nama bunga, bukan nama orang :D

    ReplyDelete
  3. mencoba mengelak dari kenyataan? mau aku expose message2nya ya? gitu?

    ReplyDelete
  4. kenyataan apa ? :D
    mainnya damai geh la, masa maen ngancem gitu..

    ReplyDelete
  5. weeew, makin banyak dugaan nih. *sight*

    ReplyDelete