Sunday, August 17, 2014

When there's nothing, at least we had a story to tell.



You're different. You don't fit into any of the categories. They can't control you. They call it divergent. 







Iseng iseng minggu lalu saya nonton film "Divergent", film yang mengisahkan tentang keadaan dunia yang baru saja selesai menghadapi perang nuklir dan memasuki era baru kehidupan, dimana rakyat Chicago dipimpin oleh manusia manusia baik hati. Penduduk kota Chicago dibagi menjadi 5 bagian,Abnegation untuk orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri dan tanpa pamrih; Amity untuk orang-orang yang cinta perdamaian; Candor untuk orang-orang jujur; Dauntless untuk orang-orang pemberani; dan Erudite untuk orang-orang cerdas. Setiap tahun, penduduk yang sudah memasuki usia 16 tahun diharuskan untuk mengikuti tes bakat yang akan menentukan kecocokan mereka  dan memilih salah satu dari 5 bagian masyarakat tersebut. Kalau saya menjadi pemuda Chicago saat itu, saya akan memilih bakat manapun kecuali Dauntless (based on film ya. Ngga mungkin kan saya bersedia lompat lompat dari kereta atau adu pukul di atas ring ? that's not my style).

Seorang gadis 16 Tahun bernama Beatrice Prior (diperankan dengan sangat baik Shailene Woodley) kebingungan setelah mengikuti tes bakat dan menemukan bahwa dirinya tidak masuk dalam 5 kriteria di atas. Disebutkan kalau para pemuda salah memilih bakat yang sesuai dalam hari pemilihan, maka mereka akan bernasib mengenaskan dengan menjadi gelandangan. Ini disebut Divergent, yang memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam 5 golongan masyarakat. Dan, karena hal kecil inilah, masa depan Beatrice Prior menjadi alur utama film ini. 


Beatrice memilih menjadi bagian dari Dauntless, ( saya pun sebenernya menyalahkan pilihannya karena ngga tega lihat mbak Shailene menirukan adegan Parkour, lompat dari kereta. Sangat kontras dengan akting sedihnya di The Fault in Our Stars) dan terpaksa mengikuti latihan ekstrem ala Dauntless seperti terjun dari gedung bertingkat 4, menembak, atau beradu keahlian beladiri satu sama lain. Keinginan yang kuat dan tekat membaja membuatnya mampu mengikuti tes demi tes untuk menjadi bagian dari Dauntless, meski sempat tercecer dan terancam gagal.


Singkat cerita, Beatrice semakin memahami bahwa Divergent memiliki kemampuan untuk memasuki 5 golongan tersebut di atas. Dan semakin memahami bahwa Divergent diburu karena kemampuannya untuk tak dapat dipengaruhi oleh apapun. Dan rupanya hanya Divergent yang bisa diberi tugas untuk menyelamatkan rakyat Chicago dari niat jahat Jeanine, pemimpin Erudite yang ingin menguasai kota Chicago. Ah mbak, kok jadi heroik banget yah. :|



Divergent adalah film terbaru yang saya tonton setelah berminggu minggu kehabisan semangat nonton film. Film ini dibuat dengan teknik pengambilan video yang bagus , tetapi penekanan pada alur dan jalan ceritanya kurang tajam dan akurat seperti The Hunger Games, meski Divergent juga memiliki plot yang mirip. Tapi, mari kita kesampingkan hal hal teknis dan bahas banyak hal yang bisa saya ambil and reflect it into what-you- have-done-things. 



Sejak tahun 2012 sampai 2014, banyak hal yang sudah terjadi. Dan lucunya, membandingkan kehidupan kita dengan setting di film yang kita tonton, akan semakin memudahkan kita untuk bercermin, berpikir sambil merenungkan hal hal yang sudah kita lakukan. ( Bahasa lainnya, tafakur). Berterimakasihlah akan karya karya pembuat film yang bagus.  Honestly, perjalanan hidup si Beatrice Prior ini sedikit mirip dengan kisah saya 2012-2014. Yah, 11 -51 lah.  I'm changing. I'm Divergent. Jedaaarr ..  Dan kalau boleh, saya sebut ini Aha momment, Sama seperti Beatrice saat harus memilih menjadi Dauntless yang membuktikan bahwa dia baik baik saja dan bisa menjaga jati dirinya.


Mendapati bahwa dirimu berbeda dari lingkungan asli mu, seperti Beatrice yang asalnya dari Abnegation dan memilih menjadi Dauntless, tak ubahnya menempatkan dirimu dalam kebingungan dan ketidakpercayaan.Bisa dibayangkan betapa bingungnya Tris memilih dan harus meningggalkan keluarga Abnegation nya untuk bergabung menjadi Dauntless.  Begitulah rencana Tuhan untuk hambanya yang serba menakjubkan. Begitulah, saya yang dilahirkan dari orang tua jawa asli, diajarkan dari kecil tentang falsafah "Nrimo, Nrimo lakone Urip"  menerima sandiwara kehidupan. Dari kecil diajarkan untuk belajar, membaca buku, ngerjain PR, sampai jarang sekali saya keluar rumah sewaktu kecil. Maka tak heran saat saya berumur 7 tahun, i have already read all of Buya Hamka's Novel such "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Di Bawah Lindungan Kakbah", etc + Sutan Takdir Alisjahbana's , Marah Rusli's Sanusi Pane's etc. 


Meski tinggal di daerah terpencil di pelosok Sumatera dengan kondisi jauh dari kemajuan teknologi, don't ask me about my ability to go fishing, atau manjat pohon (Phobia ketinggian), atau ngumpulin rotan ( belum pernah dapet rotan sepanjang hidup).  Seperti cerita yang saya tulis di halaman tentang saya di blog ini, saya merasa gagal sebagai anak desa. Oh well, sebagai gambaran betapa tertinggalnya daerah saya, saya belum pernah lihat Komputer, Playstation, atau Tamagochi semasa SD. Atau pernah lihat kondisi di Film Laskar Pelangi, kira kira seperti itulah kondisi daerah saya tinggal waktu itu.



Dan segala kisah tentang ini, berubah total kala negara api menyerang saya mendapati bahwa saya adalah Divergent pribadi yang tak sama dengan masa lalu. Don't judge book by its cover, don't judge people by their past. Bahwa saya memiliki rencana lain setelah saya memahami impian saya sebenarnya. Lingkungan saya tidak mendukung, dan memaksa saya untuk keluar dari zona saya, zona Peacemaker, zona para Amity yang mengikuti harmoni kehidupan dan "apa adanya", #halah. I have a dream, and i can't just follow the Routine. 


Akhirnya dimulailah prosesi kehidupan ini dengan keluar dari "kandang" dan menghadapi kerasnya rimba. Dan seperti perjalanan, tak terhitung berapa banyak orang yang menegur sapa kita, ngobrol, menawarkan bantuan, meminta tolong, tetapi harus berpisah di tengah jalan karena perbedaan tujuan. Ada saat kita harus berpisah karena kita menemukan Aha momment kita yang ternyata tak semua pihak bisa menerima. Dan, salah satu tanda bahwa anda memasuki "Aha Momment" adalah : 


"Lu sekarang berubah." 

Heheheee, seperti mau tertawa kalau dibilang "Lu sekarang berubah" *sambil nunjuk  nunjuk*. Tidakkah lupa kalau ada 3 jari yang mengarah ke diri kita sendiri saat kita menunjuk seseorang ?. Bukan hal yang mustahil kalau ada perubahan. Dan saya memaknai perubahan ini sebagai bagian yang tak bisa ditolak dari sebuah kisah yang namanya kehidupan. Ya, seiring perubahan waktu dan era, tak menampik bahwa lingkungan dan tujuan mengubah gaya hidup kita, perilaku kita, cara bicara, persahabatan, buku bacaan bahkan, percintaan. Si Beatrice pun memahami bahwa dia harus berubah karena dirinya Divergent. Dan perubahan adalaha adaptasi manusia yang paling unik untuk menghadapi perkembangan peradaban. 


Ya, saya berubah. Dulu paling vokal mengkritik pemerintah, mempertanyakan keadilan sosial, kenaikan BBM, dll. Dulu selalu menuntut akan keadaan ekonomi yang membaik, pendidikan murah,bla bla bla.Dan sampai akhirnya saya memahami, Hate is just caused so many new problems in the world, but has not solved one yet. Membenci hanya akan menimbulkan masalah baru di samping adanya 1 masalah yang kita benci. Oleh karena itu,sekarang saya paling ngga bisa nerima sama yang mengkritik pemerintah, mendiskreditkan orang tertentu , menyalahkan keadaan dan menempatkan masa depan ke hanya satu orang, presiden misalnya. No, that's a big failure. Sampai sekarang cuma bisa senyum senyum tersipu sipu malu sampai wajah memerah ( ngga segitunya juga sih)  kalau ada yang masih jelek jelekin pemerintah. Beatrice ngga membenci orang lain dan keadaan yang memburu para Divergent, tetapi mencari tahu alasannya dan menghentikan niat jahat Jeanine. Beatrice ngga menyerah lalu menyalahkan keaadan. Mengkritik tanpa solusi ngga akan menyelesaikan masalah pribadi, apalagi masalah bangsa :D, so, belajarlah menghargai dan mengapresiasi orang lain. Kalau anda yang menjadi Capres misalnya, tetangga anda belum tentu pilih anda :) .

Ya, saya berubah. Dulu paling bisa diajak hang out kemana mana, paling sulit menolak permintaan orang lain, Selalu ada Freizeit kalau diajak kumpul kumpul. Sekarang paling sulit dan paling sering menghilang dari pantauan Radar anak anak gahol :D. Saya menyadari bahwa waktu yang saya miliki sangat terbatas. Dan hanya bisa digunakan sebaik baiknya untuk hal hal yang sebaik mungkin juga. Bolak balik ke Frankfurt demi menjaga hubungan baik dan menjalin relasi dengan orang orang baru dari berbagai negara, misalnya.Sering seringlah merenung dan berpikir dalam, lalu pastikan bahwa tidak akan mengulang kesalahan yang sama pada waktu yang lalu.


Ya, saya berubah. Menjaga pola makan dan tidur, menempatkan barang barang pada tempatnya  ( karena saya tahu ketidakdisiplinan meletakkan barang barang pada tempatnya akan menghabiskan waktu di akhir pekan untuk membereskannya), berbicara kalau ada yang penting, sering menanyakan kabar teman dan keluarga, menjauhkan diri dari negative things, and negative people. Memastikan yang dibicarakan dan diketik bermanfaat, berusaha tersenyum, mengganti buku bacaan kesukaan, belajar dari jauh jauh hari sebelum Klausur (karena tahu saat Klausur pasti ada Event yang ngga bisa diikuti kalau masih sibuk belajar) dan banyak lagi. Bahwa dari apa yang hilang selama kita memperjuangkan hal hal yang baik, akan diganti oleh-Nya dengan yang lebih baik. Janji yang terbukti sampai tulisan ini diketik. Saya kehilangan banyak orang yang dulu saya sebut sebagai teman, kehilangan banyak waktu kosong, waktu tidur dan waktu do-nothing-and-just-scrolls-my-social media-timeline.Dan sebagai gantinya, God give me people that advise me to be better than people-who-ask-you-to-do-nothing, Tuhan memberikan saya waktu luang bersama lingkungan baru yang selalu membicarakan tentang ide ide baru. 


Ya, saya berubah. Teman teman saya berubah, lingkungan berubah, pola pikir berubah. Seiring dengan perubahan ini, saya bertemu dengan banyak orang orang hebat yang menukarkan waktu dan emosi mereka untuk menuntaskan cita cita, keinginan dan impian mereka. Tidak semua orang siap dengan perubahan orang lain, meski lebih banyak lagi orang yang tidak siap dengan perubahan lingkungannya. Seperti perjalanan, anda akan menemukan orang baru yang memiliki tujuan yang sama dan tetep bisa diajak seru seruan. My Aha momment just change my life. Saya tahu, bahwa ini masih terlalu sedikit, bahwa ini masih permulaan dari perjalanan yang masih jauh, bahwa akan ada penumpang lain yang ber say hello, tanya asalnya dari mana, mau kemana, lalu di tengah jalan turun, berpamitan atau tak berpamitan terlebih dahulu. Dan saya sadar, semua rencana Tuhan akan indah pada waktunya. 


In terms of my life and my experience, i just have done and achieve so little, but i learned so much. I still have so complex problem to  be fixed, i still have a lot of inspiring people to meet, i still have different losses to feel. But the most important of all, i still have me to figure out. 

Meski kehidupan nampak seperti direncanakan, life never cease to surprise me in the mysterious yet most beautiful ways. So in the upcoming era of my life, i tend to look back every once a while, not to stay in it, but to be thankful for it. 





And when there's nothing at all, at least we had a story to tell.




NB : Sebenernya film ama tema ini ngga nyambung nyambung banget. :D but, Thanks Colin, Mbak Putri, Mbak Jihan, dan lainnya untuk kisah kisah inspiratifnya. See you on top :)








No comments:

Post a Comment