Ada jejak jejak tetesan air
dari buku yang kau hadiahkan kepadaku,
bersampul putih dan biru abu abu,
tersenyum, kau pun tampak tersipu
ada jejak jejak jahitan rindu
dari lintasan jalan yang kau lalui
berhenti, memandang sekeliling, tersenyum lalu kau lanjutkan lagi
usapkan percikan di wajahku, saat gerimis datang dan kita terjebak di di tengahnya
tersenyum, kau pun tampak tersipu
ada jejak jejak ingatan
yang membekas di tiap cerita cerita sendu yang kau ceritakan
mengisi relung relung kosong hati, mengalir di tiap jeram penuh rasa
sampai akhirnya dandelion kuning pun habis, menunggu saat saat tulip merekah
tersenyum, kau pun tersipu
ada jejak jejak air di antara rindu yang ada dalam ingatan
saat kau tanam lili biru kesembilanbelas mu, menyanjungnya tiap hari di tepi jendela
merinduku tulip merah, merindumu lili biru.
tunggu jejak jejak ingatan, menyapamu di akhir penantian
tersenyum, kau tak lagi tersipu.
llevar juntos, lo antes possible
No comments:
Post a Comment