Tuesday, September 4, 2012
Kemana Angin Pergi Membawa Kecemasan ( M. Fadjroel Rahman )
Kemanakah angin pergi membawa kecemasan ?
apakah ia sempat menitipkan kecemasan pada daun jatuh ?
mengendap endap tanpa suara namun terdengar bisiknya oleh angin
selamat tinggal
aku tak ingin kembali
walau musim semi meledakkan jutaan bunga
dalam bahasa apakah kecemasan dilukis angin pada sayap kupu kupu ?
di ujung coretan warna pelangi
kupu kupu berbisik pada angin
"Aku melayang dari benua ke benua
tetapi lautan merindukan kematianku
bagaimana dengan hujan ?" bisik angin
bukankah hujan mencipta benua
menitipkan sel tunggal di samudra
tiga setengah milyar tahun kemudian menjelma manusia
pasti,
kecemasan milik hujan
simpul angin letih terbungkuk bungkuk
jangan,
jangan kembalikan padaku
kecemasan itu rumah abadi waktu
cukuplah aku menarikan tarian purba ini saja
sebelum sirna di kegelapan semesta
sebelum sirna di jasad senja
angin kemudian kembali membawa kecemasan
Catatan : M. Fadjroel Rahman adalah aktifis penggiat reformasi, Hak Azasi Manusia dan aktif mengisi debat dan seminar tentang penegakan hukum di indonesia. Pendiri pedomannews.com. Esai esai nya banyak di muat di harian nasional seperti kompas, republika atau media indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terimakasih
ReplyDeleteTerimaksih sudah menyukai puisi ini
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDelete